"Metha ngomong apa aja?" Megha lanjut tertarik.
"Emang lo harus tau?"
"Plis... gue nggak mau ada salah paham di antara kita. Walau lo bebas menentukan sikap kalau pada akhirnya lo lebih percaya pada Metha."
Alvan terdiam oleh ungkapan Megha. Meski agak ragu, ia pun akhirnya bicara terus terang. Walau masih ada yang harus ia sembunyikan.
"Metha minta maaf udah bikin gue marah. Dia betul-betul lupa soal wahana ekstrem itu. Metha juga ngomong ke gue, kalau lo nggak mau diajak pulang. Lo lebih pilih jalan-jalan lagi sama Rako."
"Metha bilang begitu?"
"Lo bisa tanya sendiri sama orangnya langsung, Gha."
Megha bisa merasakan bahwa semakin ada yang tidak beres dengan Metha. Namun tiba-tiba, di tengah lamunannya, ponsel Megha terus bergetar. Ternyata itu adalah pesan dari grup pertemanan kuliahnya.