Semenjak kejadian itu, Danu merasa gelisah ia berusaha menenangkan dirinya tapi tidak bisa. Kecemburuan yang ia rasakan semakin berat. Karena sudah kehabisan akal, Danu pergi ke sebuah Bar, Danu ingin menghabiskan malamnya di sana. Danu memesan beberapa botol minum untuk ia habiskan dalam satu malam.
Dengan hati yang lagi kacau Danu menuang minuman itu ke gelasnya, lalu ia meminumnya. Danu sudah meminum terlalu banyak alkohol sehingga membuat dirinya mabuk, Danu mulai mengeluarkan isi hatinya dalam keadaan setengah sadar. Danu yang sedang sendirian di Bar hanya berteman dengan seorang pelayanan saja. Waktu sudah menunjukan pukul 02.00 malam, pelayan mau nutup karena sudah waktunya istirahat. Namun di sana Danu mengamuk meminta pelayanan itu jangan di tutup dulu, karena dirinya belum merasa puas. Kini Ratna sepertinya menguras pikirannya, ia berusaha menelpon seseorang namun setelah mau menekan kontak itu, malah gak jadi. Ratna benar-benar merasa terpukul saat ini, tidak ada teman tempatnya berbagi, hanya ada Danu yang dia harapkan, karena cuma Danu yang Ratna paling percaya sebagai teman dan sekaligus suami terbaiknya.
Danu dan pelayanan berdebat dan sempat mau melakukan kekerasan, namun pelayan itu menahan marahnya dia mengerti dengan keadaan Danu yang sedang mabuk, pelayan itu kemudian mencari akal untuk bisa memulangkan Danu. Tiba-tiba handphone Danu berdering namun Danu tidak menghiraukan panggilan itu, karena ia benar-benar mabuk. Beberapa kali handphone Danu terus berdering, karena merasa sangat kasihan pelayan itu mengambil handphone Danu lalu mengangkatnya. Ternyata yang menelpon itu adalah Ratna, mantan istri Danu.
"Halo...halo...!sayang kamu lagi dimana, aku dari tadi menunggumu di rumah, namun tidak ada siapa-siapa?" Tanya Ratna. Ternyata Ratna sudah lama menunggu Danu di rumahnya namun belum juga pulang.
"Maaf nona, Tuan ini sedang mabuk berat" Kata seorang pelayan.
"Baik,sekarang Danu ada di mana kirimkan alamatnya sekarang, aku akan segara ke sana" Kata Ratna dengan panik
Mendengar kata pelayan itu Ratna terkejut dan segera meminta untuk dikirimin alamatnya. Ratna kemudian bergegas menghidupkan mobilnya lalu pergi menemui Danu. Ratna menjalankan mobilnya dengan sangat kencang, saat ini Ratna tidak memikirkan keselamatannya. Tujuan utamanya adalah bisa menyelamatkan Danu.
Pelayan itu kewalahan menggendong Danu, ia begitu berat. Danu yang masih setengah sadar terus-terusan menyebutkan nama Liana Putri.
Beberapa lama kemudian Ratna pun sampai, Ratna melihat Danu mabuk berat. Segera Ratna minta bantuan untuk membawa Danu masuk ke dalam mobilnya. Ketika Ratna ikut menggendong Danu masuk, Ratna kaget mendengar Danu menyebut nama Lia. Muka Ratna langsung memerah ia semakin membenci Lia, tapi Ratna tidak begitu memperdulikan kata-kata Danu yang sedang mabuk. Setelah masuk Ratna merapikan duduk Danu di depan, ia kemudian berterimakasih kepada pelayan itu karena telah membantu Danu.
"Lia... aku mencintaimu, Lia... aku mencintaimu... aku benar-benar menyesal telah menyakitimu dulu Lia... jangan tinggalin aku Lia... aku butuh kamu" Danu terus-terusan menyebut nama Lia, ia seolah-olah mengungkapkan isi hatinya yang terpendam.
Wajah Ratna semakin memerah seperti api cinta, ia begitu kesal karena Danu masih saja menyebut nama Lia. Ratna memandang Danu penuh amarah, ia kemudian tidak bisa mengendalikan dirinya, Ratna semakin kencang menjalankan mobilnya. Namun Danu tidak merasa takut, karena yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Liana.
"Lia, kamu harus terima pembalasanku" Batin Ratna.
Ratna yang dulunya sangat bersahabat dengan Lia, kini berubah menjadi musuh. Rasa sayang nya yang dulu kini berubah menjadi rasa benci. Ratna sudah tidak sabar ingin segera sampai rumah, kupingnya sudah mulai bosan mendengar teriakan Danu, pendengaran Ratna semakin memanas, bukan bahagia yang ia dapatkan malah kekecewaan yang ia rasakan.
Biarpun begitu rasa cinta Ratna ke Danu tidak berubah, ia terus berusaha untuk merayu Danu agar mau balikan sama dirinya. Sampai saat ini Ratna masih mencari cara agar Danu bisa di taklukkan kembali. Ratna perempuan licik yang bisa saja menghalalkan segala cara untuk merebut kembali apa yang sudah menjadi miliknya.
Merekapun telah sampai di Apartemen Danu, Ratna langsung minta tolong pada pembantu rumah tangga untuk mengantarkan Danu ke kamarnya. Sesampainya di kamar, Ratna meminta bibi itu untuk membersihkan baju Danu. Dalam keadaan setengah sadar Danu menatap Ratna.
"Lia, kamu ternyata ada disini" Kata Danu, penglihatan nya berubah. Entah mungkin sakin rindunya sama Lia.
Mendengar hal itu Ratna membuang muka, namun tidak mungkin Ratna menyia-nyiakan kesempatan emas seperti ini. Danu menyentuh tangan Ratna, dan meminta Ratna untuk tidur dengannya. Ketika Ratna hendak menidurkan tubuhnya di samping Danu, tiba-tiba Danu membalikan badannya, Danu membelai rambut Ratna Danu menatap Ratna lama-lama. Melihat tatapan Danu yang penuh gairah tersenyumlah Ratna, seketika itu pandangan Danu berubah, ia terkejut dan langsung bangun.
"Ratna.. kamu ngapain disini?" Tanya Danu setengah sadar.
Ratna langsung terbangun dan gugup, ia berusaha menenangkan Danu. Tapi Danu sudah terlanjur kecewa, Danu menyuruh Ratna keluar dari kamarnya.
"Sayang, kamu jangan mengusir aku seperti itu" Kata Ratna bermohon sama Danu.
"Keluar kamu, aku tidak butuh kehadiranmu disini, aku hanya butuh Lia, cuma dia yang bisa mengerti aku saat ini"Kata Danu, padahal dia masih mabuk, namun ia tetap berusaha mengusir Ratna.
Akhirnya Ratna keluar membawa tangis dalam hati, berjalan selangkah demi selangkah sambil menatap mantan suaminya yang sudah tidak waras itu. Air mata Ratna menetes seperti tidak menerima perlakuan Danu.
"Ingat Danu, kamu akan menyesal karena telah memperlakukan aku seperti ini"Kata Ratna sambil menghidupkan mobilnya.
Ia pulang membawa kekecewaan, air mata kebencian ia keluarkan, semakin deras mengalir semakin sulit untuk bernafas. Rasa dendam kini ingin terbalaskan sungguh hancur hati Ratna.
Ia memberhentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia meremas tangannya, matanya melotot seperti ingin memangsa. Ratna tidak kalah seperti Buaya kelaparan, sungguh malang nasib Ratna malam ini. Niatnya untuk membujuk Danu kembali malah tidak terwujud. Ia malah mendapat kekecewaan yang membuat dirinya berubah menjadi iblis betina. Ratna yang sudah kehabisan akal kini berada seperti di jalan buntu, ia memukul setir mobilnya karena tidak bisa menahan amarahnya. Ratna males untuk pulang, ia ingin mengunjungi tempat dimana dia bisa menenangkan hatinya. Ratna ingin pergi ke Bar, namun ia berfikir lagi jika nantinya dia pergi dan minum terlalu banyak siapa yang akan membawanya pulang. Ratna sempat berfikiran positif sehingga niatnya di urungkan.
Ratna keluar dari dalam mobilnya, ia berjalan terbata-bata ia menatap ke depan, suasana malam itu sangat dingin, hanya ada gemerlap bintang yang menemani kegelisahannya.
"Sial,,, sial,,, malam ini benar-benar sial, aku benci kamu Lia" Teriak Ratna sekencang-kencangnya.
Ratna seperti sudah kehilangan akal sehat malam itu, ia teriak sambil menepuk dadanya, karena merasa sesak. Dirinya kemudian berlutut dan menangis histeris, ia tergeletak duduk di tanah pinggir jalan, ia berusaha mengeluarkan kekecewaannya, Ratna memang tidak bisa mengendalikan diri.