Alexa tersenyum sinis setelah mendengar permohonan dari Melvin. "Tidak perlu repot-repot merangkai kata. Karena aku bukan lagi gadis polos yang mudah terpikat oleh rayuan kamu!"
"Sayang, kali ini bukan sebuah rayuan tapi ini adalah ketulusan dan ini adalah kenyataan yang sebenarnya tanpa ada yang aku sembunyikan lagi!" Melvin terus menunjukkan permohonan.
"Entahlah ... Sulit untuk mempercayai kamu lagi," sahut Alexa kemudian berjalan menuju kamar mandi tanpa peduli Melvin terus mengikutinya.
Setibanya di kamar mandi, Alexa segera membasuh wajahnya kemudian menatap pantulan dirinya pada cermin sambil menyandarkan kedua tangan pada wastafel. Dalam diam, dia tidak bisa memungkiri bahwa ada rasa sedikit lega karena disaat yang darurat seperti ini Melvin dan Leon mendadak datang sekolah bisa membantunya untuk mengatasi situasi ini. Namun, dia merasa telah kalah dan tidak bisa berkutik lagi karena pasti mereka akan mengajaknya dan Gea untuk kembali ke Jakarta.