Chereads / Unexpected Wedding: Tuan CEO yang Posesif / Chapter 37 - Kata cinta yang terucap

Chapter 37 - Kata cinta yang terucap

Saat sore tepatnya pukul lima, Alexa sudah kembali dari kantor. Dia memasuki apartemen dengan langkah lamban dan berhenti di ruang tamu. Gadis itu menghempaskan tubuhnya di atas sofa, kemudian mulai memeriksa ponselnya.

"Mungkin sekarang dia sudah tidak sibuk," ucapnya kemudian mencoba menghubungi Melvin. Ya, ternyata sejak tadi dia lesu karena kekasihnya tidak memberi kabar ataupun menjawab panggilannya.

Baru saja akan menelepon melalui WhatsApp, Melvin malah sudah meneleponnya. Dia pun segera menjawab panggilan itu.

"Hallo," sapa Alexa dengan lesu, tatapannya tertuju pada meja yang kosong hanya terdapat taplak berbentuk lonjong berwarna putih.

"Hallo, Sayang. Kamu sedang apa?" tanya Melvin dari telepon.

"Memikirkan mu," jawab Alexa dengan lesu. "Tidak seharusnya kamu melunasi semua hutangku. Aku tidak ingin semakin berhutang budi padamu, aku tidak ingin orang-orang mengatakan bahwa aku memanfaatkan pacarku yang kaya raya untuk membuat hidupku lebih mudah," lanjutnya mengutarakan keresahannya sejak tadi.

"Jadi? Itu yang akan kamu bicarakan ketika aku menelpon?" Melvin bertanya terdengar kecewa.

"Ya ... Jujur saja aku tidak suka dengan semua ini. Aku bahkan sudah seperti kamu kendalikan tanpa aku bisa memilih jalanku sendiri," ucap Alexa dengan kesal.

"Alexa. Aku peduli padamu. Aku tidak ingin kamu dalam kesulitan lagi. Aki tau sikapku memang terlalu Posesif, maaf ... akan kucoba untuk menahan diri. Jadi, sekarang apa yang kamu inginkan?" tanya Melvin setelah berkata dengan sabar.

"Tidak perlu meminta Robi untuk mengantar atau menjemputku. Berhenti membantu keuanganku karena hubungan kita masih sangat baru. Aku tidak ingin orang akan berpandangan buruk tentang ku. Aku tidak ingin dikira matrealistis," jawab Alexa dengan tegas.

"Baiklah ... Jika itu keinginan mu. Aku tidak bisa menolak. Yang terpenting, jaga dirimu untukku. Aku merindukan mu ... jangan marah lagi," seru Melvin terdengar begitu memohon.

"Ya ... Aku tidak marah lagi," sahut Alexa berubah menjadi tersenyum mengingat wajah Melvin yang sebenarnya juga dia rindukan.

"Benarkah kamu tidak marah lagi?"

"Ya ..." Alexa beralih berbaring. Tiba-tiba Melvin merubah panggilan itu menjadi video call. Gadis itupun membenarkan rambutnya sebentar kemudian menerima sambungan video call itu dan segera mengulurkan tangannya supaya gambarnya tidak terlalu dekat.

"Hi ... Ternyata kamu sungguh sudah tidak marah," ucap Melvin sambil tersenyum. Dia terlihat sedang rebahan di sofa berwarna putih, masih mengenakan setelan tuxedo berwarna biru. Ugh, dia terlihat begitu tampan dan rapi.

Alexa tersenyum malu-malu, menutupi bibirnya. "Aku tidak bisa marah terlalu lama."

"Jangan tutupi bibirmu, Sayang. Aku ingin melihat senyum mu yang manis."

Alexa malah makin malu, menutupi wajahnya dengan telapak tangan kirinya meski tidak sepenuhnya tertutup. "Jangan menatapku seperti itu."

Melvin terkekeh melihat Alexa yang salah tingkah. "Kenapa? Aku sedang ingin melepas rindu. Di sini aku agak kurang fokus karena memikirkan mu."

"Dasar tukang gombal!"

"Sungguh. Apa kamu tidak menyadari bahwa kamu cantik, menarik? Kamu sangat manis, Sayang. Mulailah untuk percaya diri dan kamu sangat pantas untuk bersamaku. Jangan meragukan aku, Oke?" Melvin mulai bossy lagi.

"Ya .. ya ..." Alexa menganggukkan kepalanya dan sudah tidak menutupi wajahnya lagi. Dia beralih melirik Gea yang datang dari arah ruang tengah sambil membawa dua porsi mini burger tanpa sayur samasekali yang diletakkan di atas piring besar.

"Eh, ada Gea. Sebaiknya kita lanjutkan nanti," ucapnya.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menelponmu lagi. Aku mencintaimu," ucap Melvin sambil melambaikan tangannya.

Alexa terdiam, merasa kupu-kupu berterbangan di atas kepalanya akibat apa yang barusan di dengarnya hingga dia tidak menyadari Melvin sudah mematikan sambungan video call itu. 'Dia berkata mencintaiku? Baru kali ini aku mendengarnya ... apa mungkin itu benar?'

Gea duduk di samping Alexa dan meletakkan piring berisi burger ke atas meja. Dia melirik Alexa yang sedang berbunga-bunga dan mengulum senyum di bibirnya.

"Heh, kamu kenapa?" tanya Gea dengan lirikan aneh.

"Tidak apa-apa," jawab Alexa merona. Dia menarik napasnya dalam-dalam kemudian menghembuskan perlahan, merubah posisinya menjadi duduk kembali.."Aku tidak tau apa yang terjadi tapi barusan aku mendengarnya," lanjutnya.

"Mendengar apa?" tanya Gea sebelum membuka mulutnya lebar-lebar untuk menggigit burger miliknya.

"Dia berkata mencintaiku," jawab Alexa tersenyum.

Seketika Gea membulatkan matanya dan meletakkan burgernya yang sudah tergigit ke atas piring. Dia makan buru-buru sambil menatap Alexa dengan takjub.

"Apa aku tidak salah mendengarnya??" tanyanya antusias.

"Aku pikir aku tidak salah dengar. Dia mengatakan itu tadi," jawab Alexa dengan menggigit bibir bagian bawahnya sendiri.

"Ughh ... Itu berarti dia sudah mencintaimu!" Gea tampak antusias bahkan secara refleks menepuk paha Alexa.

"Entahlah ... Dia sangat perhatian bahkan ..."

"Bahkan apa?" tanya Gea tidak sabaran.

"Dia sudah melunasi hutangku pada Bu Siska," jawab Alexa.

"Hah, serius??" Gea membulatkan matanya kemudian memeluk Alexa dengan erat hingga miring ke kanan dan ke kiri. "Alexa! Aku merasa kisahmu seperti di film-film romantis!"

"Ughh!!"

Alexa merasa engap dan melepaskan pelukan Gea. Dia menghela napas dan kembali menekuk wajahnya kala mengingat perkataan Siska dan Lisa yang mengiranya memanfaatkan statusnya sebagai pacar Melvin.

"Tapi bagiku ini berlebihan, Gea. Di hubungan kami yang masih sangat baru, dia terlalu banyak memberikan aku materi. Bahkan tadi pagi memberikan laptop baru yang harganya puluhan juta," ucapnya dengan lesu.

"Huh!" Gea melirik Alexa yang mulai murung. Dia kembali mengambil burgernya. "Jangan pedulikan apa kata orang. Pria sekaya dia tidak akan masalah jika hanya membeli laptop atau membayar hutangmu. Seperti Bastian memberikan apartemen ini, ini bukti keseriusan nya. Lelaki memang tidak pelit jika sudah cinta. Kita sebagai perempuan, tidak perlu sungkan.Yang terpenting,.hargai dia sebagai kekasih dan jangan coba-coba untuk mendua."

"Jadi, aku harus santai saja?" tanya Alexa pelan.

"Ya ... terima saja apapun yang dia berikan. Jangan pedulikan apa kata orang karena itu hanya akan membuatmu pusing," jawab Gea kemudian melahap burgernya lagi.

Alexa terdiam sebentar seperti sedang berpikir hingga dia menganggukkan kepalanya kemudian segera mengambil burger yang sudah Gea buat untuknya. Dia makan dengan santai, sambil mengingat setiap momen manis antara dirinya dengan Melvin. Pesan cinta tadi benar-benar membuatnya merasa memang sudah dicintai, bukan sekedar mencoba untuk mencintai.