Beberapa hari berlalu ....
Alexa masih tetap giat bekerja di perusahaan Siska. Dia tidak akan resign dari sana mengingat bahwa bos nya itulah yang selalu membantunya meski setelah itu selalu mengungkit hutangnya. Toh, Sekarang hutang itu sudah lunas dan posisinya menjadi aman karena berstatus kekasih Melvin.
Gadis berdarah Jogja itu masih menjalin hubungan dengan kekasihnya dengan sangat baik meski sedang berjauhan. Kekasihnya yang posesif, bahkan membuatnya agak kewalahan karena memintanya untuk sering berfoto dan dikirimkan kepadanya. Hal itu membuatnya merasa sangat dirindukan dan dicintai, merasa tidak terlalu minder lagi. Ah, beberapa hari ini sungguh indah baginya, semenjak pernyataan cinta sekejap saat sebelum memutuskan sambungan telpon beberapa hari yang lalu.
Saat ini tepatnya pukul delapan malam, Alexa baru saja pulang dari kantor setelah lembur bersama Siska. Dia segera masuk ke kamar dan berpapasan dengan Gea yang terburu-buru untuk segera berangkat ke klub.
"Kamu sudah akan berangkat?" Alexa menatap Gea yang tampak sangat sexy dalam balutan terusan dress sebatas paha berwarna putih kebiruan dan membiarkan rambutnya tergerai indah serta memakai high heels sangat tinggi. Mungkin sekitar 17 cm.
"Iya. Temanku sudah menjemput di depan. Aku harus pergi sekarang. Aku juga sudah siapkan makan malam untukmu ... bye bye," seru Gea kemudian meninggalkan Alexa.
Alexa pun mengikuti Gea kemudian mengunci pintu dari dalam setelah temannya itu keluar. Dia beralih kembali berjalan memasuki kamar hingga tiba-tiba ponselnya berdering. Dia merogoh tas kerjanya yang sejak tadi masih tergantung di pundaknya untuk mengambil ponselnya dan melihat ada panggilan masuk dari Melvin melalui WhatsApp.
"Hallo, Sayang," sapa Alexa dengan santai. Dia sudah tidak begitu grogi lagi untuk memanggil Melvin dengan sebutan itu sesuai ajaran Gea. Wah, apa dia juga akan liar seperti sahabatnya itu??
"Aku hanya ingin memberi kabar, mungkin lusa aku akan segera pulang karena akan membantu papa untuk mengurus acara pernikahan Joey," ucap Melvin dari telepon terdengar sendu.
Alexa menyunggingkan senyum di bibirnya sambil berjalan menuju kamar. "Oh, baguslah kalau begitu."
"Kita akan bertemu dan aku akan mengajakmu untuk mengikuti acara pesta pernikahan itu."
"Eh, aku akan malu dan grogi." Alexa meletakkan tasnya ke atas ranjang kemudian dia duduk sambil melepas sepatu dengan menggunakan tangan kanan sementara tangan kirinya memegangi panelnya.
"Kenapa harus malu? Kamu kekasihku, kamu wajib aku perkenalkan pada seluruh anggota keluargaku yang akan datang dari luar negeri. Mama juga sempat menghubungi ku dan meminta kamu untuk hadir sebagai anggota keluarga kami."
Alexa makin merona. Dia menggigit bibir bagian bawahnya sendiri sambil merebahkan tubuhnya. "Baiklah. Aku akan menuruti apa yang kamu mau."
"Sayang, ini bukan sekedar kemauanku, tapi karena Joey dan mama juga sangat menginginkan hal itu."
Ting ... tong ... Ting ... tong.
Alexa menoleh ke arah pintu saat mendengar suara bel berbunyi. Dia segera duduk dan berkata, "Sayang, aku harus segera keluar. Sepertinya ada yang datang."
"Siapa?"
"Entahlah. Aku matikan dulu telponnya," ucap Alexa sambil beranjak dari ranjang. Dia memutuskan sambungan telpon itu dan meletakkan ponselnya ke sembarang arah kemudian berjalan menuju keluar kamar langsung ke pintu utama ruang tamu.
Ceklek ...
Alexa membuka pintu dan melihat Bastian datang dengan tatapan datar menatapnya.
"Di mana Gea?" tanya Bastian.
"Eh, dia baru saja berangkat ke klub," jawab Alexa agak canggung.
Bastian menghela napas, kemudian berjalan memasuki ruang tamu dan segera duduk di sofa. Dia terlihat sangat lesu dan seperti kecewa karena Gea tidak ada.
"Apa sebelumnya kalian tidak membuat janji untuk bertemu?" tanya Alexa setelah menutup pintu.
"Dia tidak menjawab panggilan dariku sejak tadi, makanya aku ke sini karena aku mengkhawatirkan nya tapi ternyata dia malah sudah pergi ke klub. Sebenarnya dia tidak perlu bekerja sebagai DJ lagi karena aku sanggup memberikan apapun yang dia inginkan," jelas Bastian dengan ketus.
Alexa yang masih merasa canggung karena Bastian adalah suami Siska, memilih untuk mengalihkan pembicaraan. "Eh ... Apa anda ingin minum kopi atau lainnya?" tanyanya.
"Tidak ... sepertinya aku akan pulang saja. Percuma aku di sini jika Gea tidak ada. Maaf karena sudah mengganggu waktu istirahat mu," jawab Bastian sambil beranjak dari sofa. Dia segera berjalan keluar dengan diikuti oleh Alexa yang segera mengunci pintu dari dalam.
Setelah mengunci pintu, Alexa bergegas ke kamar karena ingin membersihkan diri. Dia melucuti pakaiannya, kemudian memasuki kamar mandi. Gadis itu mandi dengan santai sambil bersenandung menyanyikan lagu milik Westlife yang berjudul "my love" sambil membayangkan wajah Melvin yang tampan.
Setelah hampir 30 menit mandi, akhirnya Alexa selesai. Dia segera memakai bathrobe berwarna merah kemudian berjalan menuju keluar kamar mandi.
"Pak Bastian ...!"
Alexa tercengang saat melihat ada Bastian duduk di atas ranjang dengan masih menggunakan sepatunya. Gadis itu mulai khawatir melihat tatapan dari pacar temannya sangatlah liar ke arahnya.
"Kenapa anda ke sini? Tidak seharusnya anda masuk tanpa izin!" Alexa tampak marah.
Bastian tersenyum tipis kemudian melepas dasi yang masih terpasang rapi pada kerah kemejanya sambil berkata, "apa kamu lupa bahwa aku adalah pemilik apartemen ini? Aku bisa masuk kapanpun aku mau. Dan karena malam ini Gea tidak bisa menyenangkan aku, tidak ada salahnya jika kamu yang menggantikan posisinya."
"Apa maksud anda berkata begitu?" tanya Alexa dengan napas memburu dan mata yang menajam.
Bukannya menjawab, Bastian malah turun dari ranjang dengan cepat dan menarik Alexa kemudian mendorongnya hingga tersungkur di ranjang itu. Ugh, dia sangat kasar.
Alexa yang sudah terkapar di atas ranjang segera duduk dan hendak turun namun Bastian buru-buru menyerangnya. Pria itu membuatnya kembali terlentang kemudian mengungkung di atas tubuhnya dengan menggunakan kedua lengannya yang kekar sebagai tumpuan tubuhnya.
"Alexa ... kamu harus tau ... Kamu tinggal di sini dengan nyaman dan fasilitas lengkap, tentu itu tidak gratis. Kamu harus membayarnya dengan membuatku puas, seperti yang selalu Gea lakukan padaku selama ini. Dia menggunakan tubuhnya sebagai bayaran atas kenyamanan yang aku berikan," lirih Bastian sambil meraba pipi Alexa yang mulus hingga terhenti pada bagian bibirnya yang berwarna pink natural yang sangat menggiurkan untuknya.
Alexa gemetar, menyingkirkan tangan Bastian dari wajahnya. "Itu tidak akan terjadi!"
"Akan terjadi!" Bastian menegaskan sambil meraih tangan Alexa dan menekan ke atas kepala. Dia menunduk mendekatkan wajahnya ke wajah Alexa dan menghirup aroma segar karena gadis itu baru saja selesai mandi.
"Ughh ... kamu sangat harum. Aku yakin. Jika kamu melakukannya dengan sukarela, kita akan kenikmatan bersama-sama," ucapnya tepat di arah telinga Alexa
"Jangan bermimpi!" Sahut Alexa mencoba melepaskan cengkraman Bastian pada tangannya. "Lepaskan aku!"
"Kamu harus melayani aku!" Bastian malah menekan tangan Alexa semakin kuat dengan tangan kirinya kemudian tangan kanannya menangkup pipi Alexa. Dia hendak mencium bibir gadis itu namun langsung ditolak dengan menoleh ke kanan dan kiri.
"Lepaskan aku!" seru Alexa sambil mencoba menghindari ciuman Bastian. Dia bergidik ngeri membayangkan bibir pria itu akan menyentuh bibirnya. Gadis itu terus meronta-ronta hingga cengkeraman tangan pria itu lepas dari tangannya. Dia langsung mendorong pria itu hingga tersungkur ke arah samping kemudian dia segera lari hendak turun dari ranjang namun kakinya malah langsung ditarik oleh pria itu hingga dia kembali terjatuh.
"KAMU TIDAK AKAN BISA MENGHINDARI AKU, ALEXA. KAMU MILIKKU MALAM INI!" Bastian menegaskan sambil menarik Alexa kembali ke tengah ranjang dan hendak melucuti bathrobe-nya.
"AKU TIDAK SUDI BERCINTA DENGAN MU!"
Alexa meronta mencoba untuk menghalangi tangan Bastian yang hendak melepas bathrobe nya. Dia hampir menangis karena ketakutan dan rasa kesal yang menerpanya, merasa kesal kenapa Gea bisa berhubungan dengan pria bejat itu. Dia sungguh ketakutan, berharap siapapun akan datang menolongnya. Namun semua itu sangat tipis kemungkinan karena jarang ada yang mendatangi apartemen itu selain Melvin, Robi dan Gea.