"Ma, Melati mau apartemen boleh? Nanti kan bisa Melati tinggal sama teman-teman, Ma." Dia berbicara dengan ragu, namun disetujui oleh Kalysa.
"Tentu, sayang. Tentu."
Beribu sekali pun dia menolak, namun tak pernah diindahkan oleh Kalysa. Dia hanya ingin yang terbaik bagi Melati. Maksudnya baik, namun kita tak tahu kenapa Kalysa begitu memanjakan Melati. Bukan berprasangka buruk, tetapi kita hanya menjaga-jaga saja.
Waktu untuk masuk kuliah masih beberapa Minggu setelah pengumuman. Melati lebih sering berkumpul dengan teman-temannya.
"Guys, kalian kangen gak sama markas. Gue kangen nih!" kata Zea.
"Kangen markas atau malah kangen Abang gue!" Ratu menyenggol tangannya yang sedang menyetir mobil.
"Ra, hati-hati dong lo. Kalau nabrak gimana?" Berang Zea.
"Maaf-maaf, Ze. Gue gak maksud gitu, suwer!" Ratu mengangkat kedua jari membentuk huruf v.
"Lo sih."
"Kok nyalahin gue. Kan gue gak sengaja. Maksud gue canda doang, eh gak taunya malah gitu!" Ambek Ratu.