Bab 153
Melihat kepegawaian Ratu membuatnya menangis lagi hingga dia benar-benar terlelap kecapekan mengingat kejadian barusan terjadi.
Dia tidak bisa menghubungi siapapun. Hanya ada bahasa kesunyian dan juga kalbu yang gelap. Tidak ada cahaya kecuali dari matanya.
Dan juga tidak ada yang bisa menolongnya saat ini. Melati benar-benar sendirian. Seorang diri.
Saat dia bangun, gadis itu terkejut melihat Devano sudah ada di dalam kamarnya.
"Ngapain kamu ke sini!" ucapnya marah.
"Ayo!"
"Keluar aku bilang! Jangan masuk ke dalam kamarku lagi." Teriaknya.
"Waktunya makan!" kata Devano dingin dan menusuk. Ada hawa yang aneh dan juga sesuatu yang mendorong pria itu untuk berkata kayaknya boneka.
"Keluar!" Gadis yang frustasi itu mengambil vas bunga, melemparkan pada Devano.
Brukkkkk
Kamarnya kembali kacau dan berantakan. Devano tidak peduli. "Aku bilang kamu keluar dari sini. Jangan menggangguku lagi!" isaknya sudah mulai terdengar. Melati sangat hancur dan tidak ada kekuatan.
