Regi tidak memanfaatkan bayi mereka kok. Sejak dulu ngidamnya Regi memang aneh-aneh. Gerand saja yang sensitif.
Mata Regi seperti berkilat marah. Terlihat jelas dari sikap Regi. Regi tatap Gerand lurus. Sakit tuh di hati Regi. Nyesek.
"Dengar tuan terhormat Gerand Yosefa. Mulailah terbiasa dengan sikap aku maupun cabang bayi yang ada dalam kandunganku. Aku salah? Ya sudah salahkan aku. Kau benar, bayi ini tidak salah, dia tidak berdosa. Aku saja yang bersikap bodoh sebab ingin memukul kepalamu. Aku ralat ucapanku tadi, marahi aku, jangan cabang bayinya."
"Bagus, kamu pantas dimarahi."
Sial, sial, sial. Regi mengutuk Gerand dalam hatinya. Secara gamblang dalam hati Regi menyebut Gerand sial. Sudah tidak terhitung berapa kali Regi melakukan hal itu. Efek marah Regi sangat kuat.
"Aku sudah selesai."
Regi berucap seperti biasa. Biarkan saja Gerand. Hati Regi sakit. Gerand tega.