"Apa, tidak! Kau pikir bisa lari dariku. Alasanmu ingin bekerja dan bicara penting? Sudah ku bilang aku mengatasi pekerjaanmu. Selama seminggu pernikahan kita Regi, dengan sangat hormat kau turuti ucapanku selaku suamimu. Kau cuti. Pernikahan macam apa yang tidak mengambil cuti sama sekali!?"
"Hey, tuan Yosefa yang terhormat. Anda bahkan tidak mengambil cuti sehari pun. Jangan paksa saya cuti." Regi membalas ucapan Gerand sewot.
Menyuruh Regi cuti sedangkan orang itu kerja?
Itu tidak adil. Regi tidak setuju. Regi berhak menolak. Tidak boleh Regi biar orang seperti Gerand mengatur Regi sedemikian rupa. Kalau 'perintah' lebih banyak mengundang maslahat ketimbang buruk, baru Regi akan setuju.
Walau bagaimanapun Gerand adalah pemimpin keluarga. Namun saat itu sangat berbeda!
Regi tidak bisa langsung mengiyakan ucapan Gerand. Regi punya cara dan keinginannya sendiri. Jangan main-main dengan Regi. Enak saja.