Lelaki itu, Gerand Yosefa menatap Regi dengan wajah datar. Regi tidak sempat pura-pura tidur. Lebih dulu Gerand melihat Regi. Kalau masih memaksa pura-pura tidur, yang ada Regi bertindak bodoh.
Sakit bertambah dan Regi hanya mempersulit dirinya. Lebih baik tidak. Regi lelah melakukan hal tidak masuk akal.
Regi membuang wajah saat Gerand mendekatinya. Jujur Regi takut, Gerand terlihat menakutkan. Pasti orang itu ingin berbuat tidak baik pada Regi.
Regi akan habis di tangan Gerand. Lagipula, Gerand pun marah pada Regi. Regi tidak punya banyak hal untuk ia lakukan saat itu. Rasanya benar-benar gila.
Tuhan tidak terlalu baik pada Regi saat itu. Mungkin nanti Regi bisa bermain lebih baik. Entahlah, Regi pun tidak terlalu tahu menahu dengan hal yang ia alami. Rasanya terlalu merasa gila.
"Bagaimana kondisimu?" Gerand bertanya saat berada tepat di depan Regi. Gerand tidak duduk, hanya saja tidak memutuskan pandangan sedikitpun dari perempuan itu. Regi adalah milik Gerand.