Regi menatap Gerand. Wajah polos saat tertidur bercampur lelah. Regi suka saat Gerand tidur ketimbang bangun. Kalau bangun, sifat menyebalkan Gerand tak terkendali. Kejam dan tidak berperasaan.
Orang itu tidak baik. Sangat buruk.
Kelihatannya Gerand sudah sampai di akhir. Regi tidak tahu akhir seperti apa yang ia pikirkan, Regi hanya kasihan melihat Gerand.
Walah lelah itu menguasai otak Regi. Mengambil alih alam bawah sadarnya.
Presdir itu pasti mengalami hal sulit.
Regi tersenyum kecut. Kenapa baru terpikir?
Jelas-jelas Gerand memang sudah tidak baik kondisinya. Gerand hanya memaksakan diri. Selama itu Gerand terlalu mengerahkan seluruh tenaganya.
Tapi, Gerand adalah orang ambisius. Kesibukannya saat itu adalah berdasar hal yang ia inginkan. Tidak ada tekanan ataupun paksaan dari pihak manapun. Gerand bekerja keras untuk dirinya sendiri.
Cara Gerand menghargai hidupnya adalah dengan mengharumkan nama perusahaan.