Gerand pun pergi bersama orang-orangnya.
Regi menunduk. Bersyukur Gerand tidak buat kekacauan lebih di rumah Regan. Mulai saat itu, Regi akan panggil orang yang pernah mengurusnya itu hanya dengan nama.
Bukan paman lagi.
Regi kuatkan tekad dan niat. Ia menghampiri orang yang sudah sah menjadi suaminya tersebut.
Wajah Regi terlihat sangat bersalah.
"Maaf, aku buat kamu berada dalam kekacauan ini. Kamu bisa tetap dengan kebiasaanmu. Tidak ada yang berubah. Status ini hanya diatas kertas. Meski begini, aku ucapkan banyak terima kasih Regan. Kau sudah membantuku."
"Bodoh."
Regi terkesiap. Ia menatap Regan yang seperti tengah mencoohnya. Menatap tidak suka.
Regi bodoh sekali.
"Kenapa kau tidak bilang Gerand Yosefa dibalik kekacauan hidupmu?"