"Gerand baik kok."
Regi sangat ingin membantah, apanya yang baik. Oh ya, Regi lupa Gerand kan anak mami. Si orang bermuka dua.
Mode depan ibu dan orang luar beda 180°.
Sangat tidak sekali Gerand. Si kejam yang binal. Rasanya Regi ingin bunuh orang tersebut, namun tak bisa.
Kalau Regi ingin balas Gerand, satu-satunya yang bisa ia lakukan hanyalah melalui hati dan perasaannya. Buat orang tersebut tersinggung.
Hanya itu yang terpikir, yang lain sama sekali tak mengikuti.
Ucapan selanjutnya sang calon ibu mertua berikan buat nuansa lain pada diri Regi. Entahlah, Regi pun bingung terhadap yang ia pikirkan saat itu. Mungkin saat itu akan lebih baik.
Terutama sistem berpikir Regi. Untuk hal yang ia pikir kedepannya, Gerand bisa saja menempati posisi terbaik. Ah tidak, mungkin yang lebih baik kedepannya.
Lumayanlah. Demi kemajuan hubungan mereka, Regi paham terhadap yang ia pikir sikapi benar. Dunia akan lebih pas untuk ia dapatkan kepastian baik.
