Rey berhasil lakukan tantangannya. Sempat kaget, cuma hal tersebut tak terlalu sulit untuk Rey lakukan. Ia cukup santai menyikapinya.
Lakukan hal buat malu sudah biasa kok, sejatinya Rey bukanlah orang yang terlalu mempertahankan harga diri. Kecuali benar-benar mengena di hati dan perasaannya. Kalau sudah begitu baru deh tersinggung. Jika tidak, hal tersebut tak terlalu Rey pikir.
Terserah, Rey ingin lihat dirinya secara lebih benar. Nikmati hari saja.
Permainan terus berjalan, banyak diantara mereka pilih dare ketimbang truth. Bukan apa-apa sih, hanya tak ingin ribet.
Cuman itu aja.
"Cium aku di bibir."
Rein melotot dengar tantangan Redis untuk Meri. Iya tantangan itu tertuju ke dirinya, atau kalau tidak, Rey untuk Meri. Tapi sekarang, Redis terang-terangan nyuruh Meri menciumnya dibibir!
Dia gila!?
Ada Rey lho. Orang itu adalah sekertaris Redis.
Brengsek. Redis gila.
Benar, orang itu tak waras. Harus ada sesuatu yang Rein lakukan untuk hal tersebut.
