Redis tersentak, Rein tiba-tiba remas kuat 'miliknya.' Orang tersebut nekat, padahal Redis belum siap.
Setelah tadi nangis yang tak Redis respon, secara tiba-tiba kembali Rein kill Redis pakai cara ekstrem. Terobos habis. Redis sampai takut ngelihatnya.
Sedangkan Rein menyeringai. Redis teralih untuk lihat ekspresi Rein, wajah polos tersebut berubah 180°. Rein bak orang cantik licik. Ia tatap Redis lurus.
"Cukup Rein."
Tubuh Redis jadi panas dingin. Ia adalah orang terkena demam mendadak. Sial, Rein ternyata gak polos.
Ia liar!
Padahal gerakannya tak teratur, lebih mirip menyakiti ketimbang kasih 'kepuasan' satu sama lain. Lalu Redis sangat tersiksa antara tahan dan menikmati.
Perbuatan Rein sejatinya buruk. Serius, hal tersebut lebih mirip menyakiti ketimbang kasih rasa puas.
"Rein, ku bilang berhenti," ujar Redis susah payah. Ia ingin bicara tegas namun sulit lakukan hal tersebut.
