Rein mengerjap lamat-lamat, barusan Redis mencium panas dirinya. Yang ia sendiri tak bisa cegah hal tersebut. Lalu yang tersisa selanjutnya adalah, Rein seperti orang bodoh saat Redis pergi begitu saja meninggalkannya.
Hal buruk, wah... Rein tak habis pikir.
"Rein bodoh!"
Rein sibuk mengerutu. Ia jambak rambut kasar. Apa-apaan sih!?
Ia terlihat bak anak orang hilang oleh Redis, lantas ia hanya iya-iya saja?
Buruk!
Rein tak habis pikir, ia tak tahu entah bagaimana sikapi hal tersebut. Sebal, setiap kali terpikir, ia seperti orang bodoh berkepanjangan.
Lalu Rein bahkan tak dapat sikapi hal tersebut. Terlalu bodoh.
"Stop" Rein berhenti bersikap bak orang uring-uringan, ia tak ingin pikirkan hal itu lagi.
Cukup sudah. Terlepas dari apapun yang terjadi, ia tak mau pusing.
"Dia yang mulai gamenya duluan. Ya sudah aku ikut saja. Lihat saja, siapa yang jatuh duluan." Tangan Rein mengepal kuat.