Kesal!
Rein gigit jari, haruskah ia selamatkan Meri?
Gak harus dapat 'restu' maupun 'izin' dari Redis. Tinggal done aja. Rein lumrahnya bebas kok.
Ya, walau entah apa yang terjadi nanti. Yang penting Rein nolong Meri. Sesama teman harus baik satu sama lain.
Tolong atau tidak?
Gimana?
Rein kesal!
Kenapa pula terjebak bingung?
"Kapan penderitaan ini berakhir Tuhan?" Begitulah yang Rein pikir. Ia ngerasa sangat buruk. Tangan mengepal kuat, akankah semua berjalan normal?
Rein terlihat berpikir. Mana hal terbaik untuk ia lakukan?
"Telepon Meri?"
Ceklek. Redis keluar. Datang-datang langsung bilang begini. Orang itu tak masuk akal. Rein hanya terkesiap lihatnya.
"Jangan coba-coba. Kalaupun mereka melakukan hubungan intim, itu terserah mereka. Jangan berlebihan dong. Toh mereka sudah menikah."
Rein natap kesal, siapa Redis bisa tentukan mana yang baik dan tidak untuk Meri?
Ia tak tahu apapun. Dulu larang mereka berteman, sekarang bilang seolah-olah dia tahu semua hal.