Rein diam, ia tak tahu harus menjawab apa terhadap pertanyaan yang tuan Davidson ajukan. Ia bingung. Kira-kira beginilah pertanyaan orang tersebut.
Sudah bak orang sedang skripsi, gugup bukan main.
"Saat berpisah nanti, kau akan ikut siapa? Aku tak ingin kau tertekan Rein, oleh sebab itu keputusan akhir tetaplah berada di tanganmu. Aku hanya akan mempermudah jalan yang kau ambil."
Jalan yang diambil, mempermudah, membantu?
Rein bisa tentukan rencana untuk planningnya kedepan, namun, soal hal seperti ini ia sulit menentukan. Semua terasa sulit untuknya.
"Rein?"
Rein tersadar, ia belum bilang jikalau dirinya hamil. Tuan Davidson cukup berpengaruh banyak hingga ia bisa sampai di rumah ini. Rumah pribadi Redis. Rein sempat ngerasa aneh sih, sejak kapan tuan Davidson bisa bergerak bebas begitu?
Bahkan sampai ke ibu mertua. Rencana mereka tak main-main.