"Terima kasih sebab percaya padaku." Rein tatap Redis lurus. Ia sangat bersyukur oleh hal tersebut.
Kalau terjadi ketidaksesuaian, ya dia kesal dalam hati doang, pokoknya gitu deh.
Rein bersyukur, hal tersebut baik untuknya. Jadilah, walau sebentar. Yang penting ada hal yang bisa Rein harapkan walau cuman sementara.
Aneh, kadang bersyukur dan kadang tidak. Mohon harap maklum.
Redis terkekeh, ia tatap Rein lurus. Siapa juga yang percaya padanya, Redis hanya berucap berdasar kebenaran logika. Ia kan orangnya memang berpikir segala hal baik dan benar. Tidak usah gede rasa!
Redis juga junjung tinggi harga diri serta perioritas sendiri.
Rein tak harus berpikir macam-macam terhadapnya.
Redis menggeleng. Setelah itu ia bermisrik. Akhir-akhir ini ia sering lakukan hal tersebut. Redis pandai mengekspresikan diri. Sejak dulu pun memang sudah begitu kok. Ia tatap Rein. Harus ia kasih penegasan. "Maaf, jangan GR. Aku bicara sesuai logika."
