Sial, Redis buat Rein terjebak. Rein gak bisa menghindar, pesona Redis terlalu kuat jerat Rein.
Rein terlalu munafik tak mengakui pesona seorang Redis Sanjaya padanya. Orang itu beri pengaruh sangat besar. Mengambil alih hidup Rein.
Bodoh, Rein akui dia sangat-sangat bodoh.
"Redis, tetap disitu."
"Kalau aku tidak mau, Rein?"
Hah, Rein bilang hanya sebatas ciuman, tahu-tahunya Redis menuntut lebih. Orang itu tak puas hanya sebatas ciuman saja. Seringai Redis mirip satan.
Redis terjebak jauh. Ia tak bisa mengindar. Baik buruknya sesuatu.
"Hanya ciuman Redis. Baru aku setuju."
"Oke."
Hiks, Redis gila. Hal-hal buruk dalam hidup Rein. Ia kesal.
Selain takut, Redis tak benar-benar bisa di percaya. Orang itu, ah sudahlah, Rein yakin ia terjebak jauh. Tak kan mungkin, dengan yang ada pada diri Rein, buat semuanya baik. Jangan harap!
Kebanyakan dari seorang Redis Sanjaya buat Rein bak hidup dalam kegelapan. Sakit yang menakutkan. Hidup yang sesat.
Sial yang tak berkesudahan.
