"Sorry sama maaf itu sama, Redis."
"Sorry aku bukan untuk minta maaf ke kamu. Maknanya berbeda."
"Ah..."
Rein juga berhenti makan. Mood Rein buruk. Berada dalam posisi itu sangat menyebalkan. Bikin sakit hati. Rein makan hati terus. Rasanya Rein gak mau lihat Redis. Hah...
Sakit.
Ibaratnya, kalau dekat Redis, Rein ngerasa sangat gak guna. Buang-buang waktu dan tenaga.
"Lanjutkan makanmu. Hari ini aku luangkan waktu, kita kunjungan lagi ke rumah baby Aksa."
Senyum Rein muncul. Itu yang Rein mau dengar. Di lihat dari sikap Redis, agaknya orang itu sudah terima keberadaan keponakannya. Anak bayi memang buat suasana jadi hidup.
Lebih banyak dunia dan hati. Akan hidup lebih baik kedepannya.
"Oh, kita berkunjung malam ini?"
"Em. Harusnya malam ini aku ada jadwal lihat berkas. Salahkan wajah bayi mungil itu yang ambil perhatianku. Dia terlalu imut."
Laki-laki semua, Rein rasanya ingin nangis. Kok ya, bisa-bisanya semua bayi berjenis kelamin sama?
Kebetulankah?