"Em." Redis bicara tanpa mendongkrak. Masih fokus ke makanannya.
Rein ngerasa, antara di hargai dan tidak. Oke, gak harus terlalu perasa. Rein bisa sikapi hal itu kok. Rein tatap kedaaan yang harus ia tatap. Realistis.
"Kamu ngerasa gak, kita kurang akrab. Kayak ada yang salah antara kamu sama aku."
"Ya terus?"
Gusar, Respon Redis kok gitu banget?
Gak niat Rein ajak ngobrol.
"Ya kamu kasih respon atau gimana gitu."
Ting. Redis meletakkan sendok di samping piring. Tatapan orang tersebut tajam, lihat Rein pakai mata laser yang langsung buat nyali Rein surut besar. Huh, ngeri. Maksud Redis apaan?
"Aku lelah, caraku menyikapi perempuan manapun begini. Termasuk orang yang aku suka sekalipun. Gak usah buat ini sulit, Rein. Kamu terlalu perasa."
Banyak ketidakcocokan antara Redis dan Rein. Rein pun juga menyadari hal tersebut. Harusnya Rein gak berlebih seperti yang Redis bilang.
