Kalau Rein pikir-pikir, sudah sejauh itu. Rein pikir Radit gak terlalu serius terhadap yang ia bilang. Kayak asal ceplos aja. Orang itu pastilah cuman bercanda doang. Rein sih iya-iya aja. Yang penting Radit gak bergerak sebegitu cepat.
Gak ganggu Rein sebegitu buruknya. Sebatas verbal. Di sanalah letak kebaikan antara mereka. Hiks, Rein galau, gak tahu mau ngomong kayak gimana. Sibuk terhadap yang Rein pikir doang.
"Aduh Rein, tangan aku kejepit, gimana nih?"
"Jangan berisik, ngomong biasa aja."
Rein sibuk menggerutu. Radit gitu banget hidupnya. Sudahlah cerewet, suaranya gak bisa di kondisikan. Rein jadi aneh dengarnya. Hiks, gak boleh terlalu buruk juga kok.
Rein akan bilang hal sesuai aja. Tapi, masih banyak bingung sih, kurang tahu harus bagaimana. Terasa gila, mungkin begitulah.
Terus, Rein harus ngapain?
Hah. Bodoh.
Gila.
"Gini," ujar Rein.
