Rey pun pasang muka serius. Ia tatap kesal Redis. Bisa kok, hubungan mereka pun sangat baik satu sama lain. Gak ada hal yang mereka tutup -tutupi.
"Oke." Redis mengangguk paham.
Sekarang sudah cukup. Cuman ingin berkunjung doang kan?
Yang sudah.
"Ayo lihat baby Regas. Setelah ini awas kau muncul di hadapanku lagi. Aku larang keras."
Meri jadi penonton doang. Kali itu sudah tidak lagi. Meri gak tahan cuma lihat-lihat doang. Langsung hantam Redis. Bagus lho Meri bisa bertahan selama itu.
"Redis, jangan kaku dong. Kok gitu aja marah. Kalau tanggung jawab terpenuhi, soal yang lain ya menyesuaikan. Kecuali gak di kerjain. Baru kamu bisa marah."
Rein melotot sampai-sampai tuh mata sudah kayak akan keluar dari tempatnya. Rein juga seketika langsung lihat Redis. Meri pakai bahasa non formal. Terus pakai nama doang.
Sebelum itu kan Meri gak pernah begitu. Rein serba salah. Gak paham cara sikapi hal tersebut. Rasanya buruk.