Rein sudah cukup bersabar, sejak pertama kali sampai saat itu, Rein tak pernah di perhatikan. Dia terus-terusan merasa gila.
Stres berkepanjangan. Lalu apa-apa yang salah, selalu Rein yang kena. Redis gak mau disalahin. Padahal sah-sah yang salah Redis, bukan Rein. Semua orang pun punya batas kesabaran masing-masing.
Redis sudah melawati batasnya. Setiap saat pun orang itu memang lewat batas sih, Rein saja yang sedikit menguatkan dan berbesar hati untuk tidak terlalu memperhatikan hal tersebut. Strong women deh.
Rein gak mau bertengkar. Sekuat apapun Rein mencoba, ujung-ujungnya ia dan Redis bakal bertengkar terus.
Mereka kan tercipta memang untuk berkelahi tanpa kenal waktu dan semua hal lain. Akan selalu begitu.
"Kau pikir kau siapa?"
Redis mengebu-ngebu. Tangan gatal ingin tampar Rein. Malaikat baik agaknya tak jauh dari orang itu hingga masih teringat ke kondisi Rein yang tengah mengandung. Kalau tidak, Redis sudah pukul Rein.
