Rein masih tersenyum bak orang bodoh sampai punggung sang ibu mertua menghilang di balik pintu kamar. Rein gak tahu apakah Redis masih tidur atau tidak. Apakah dengar pembicaraannya bersama sang ibu mertua dari awal sampai akhir. Yang Rein tahu ia menghampiri Redis yang menutupi dirinya sudah bak kepompong itu.
Rein ragu, apakah ia harus membangunkan Redis?
Rasanya aneh.
Rein tak tahu terhadap yang harus serta tidak untuk ia lakukan. Bingung, padahal gak harus bingung!
"Eee… Redis?"
Sangat ragu, Rein hanya berpikir kalau dirinya aneh.
"Redis?"
Dua panggilan masih belum terjawab. Terdengar helaan napas Rein, jadi mereka bertengkar lagi?
Sangat kekanak-kanakan. Apa-apa ujung-ujungnya bertengkar. Kayak anak kecil.
"Redis." Taraf suara Rein memanggil sudah berubah. Ia kesal, kepengen siram Redis seperti yang ibu mertua bilang.
Rein tahu, Redis pasti gak lanjut tidur. Cuman kok, Rein yang ngerasa bersalah disitu?
