Redis tanpa lihat Rein sontak terkekeh pelan. Perlahan mendekati sang istri. Well, sekali lagi, Rein pada kenyataannya adalah istri Redis.
"Bagus kalau sadar," ucap Redis sambil mengobati luka Rein.
Rasa sakit di tulut Rein yang diobati Redis hanya dianggap angin lalu. Lebih sakit hati ketimbang luka tersebut. Rein gigit bibir kuat-kuat untuk menetralisir rasa sakitnya.
"Bagus, sakitnya memang harus ditahan. Aku gak mau kamu teriak-teriak."
Sampai kapanpun Redis tak kan pernah peduli ke Rein. Setelah bilang begitu Redis pun beralih ke Rein. Mata tajam itu pun seketika membulat.
"Hey bodoh, jangan gigit bibirmu."
Marah-marah lagi, Rein dengan cepat langsung balas ucapan Redis.
"Ini caraku menetralisir rasa sakit. Lanjut aja, jangan hiraukan aku."
Sret. Posisi Rein dan Redis sangat dekat. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Rein yang tengah mengigit bibirnya terdiam membeku dengan masih terus gigit bibir.
Redis jadi gemas. Kok kayak robot?