"Sini, biar aku coba."
Mata Rein berbinar, tanpa membuang banyak waktu Rein siapkan makanan untuk Redis. Sedikit aja, selain cepat biar Redis gak marah. Rein gak nyangka kalau Redis mau coba hasil masakannya.
Itu bagus.
"Sedikit sekali sih."
Ternyata masih salah toh. Pada akhirnya yang Rein lakukan hanya tersenyum tipis. Garuk kepala yang sebenarnya tak gatal. Tak lupa senyum yang bagi Redis bodoh. Redis yang lihat itu hanya menghela napas.
Tampak tertekan.
Setiap pergerakan Redis masuk pengamatan Rein, mulai dari ambil sendok sampai memasukkan sesendok makanan ke mulutnya. Aura keren Redis terpancar jelas. Oh Tuhan, orang itu memang bagus sih dari segi penampilan dan tampang. Yang salah hanya otak dan sifatnya saja.
Rein bak anak kecil tunggu Redis mencicipi makanannya. Apakah enak?
Atau setidaknya bilang sesuatu?
Mata Rein persis seperti orang harap-harap cemas.
