Tak pernah nyambung, entah kapan Rein dan Redis bisa bertemu titik terang. Setidaknya bersikap biasanya saja. Pada kenyataannya, Redis terus bertingkah seolah-olah Rein tak pernah benar. Apapun yang berasal dari Rein selalu salah. Ia tak kan pernah benar.
Rein adalah anak kecil super nakal yang harus dibimbing. Seorang anak kecil yang buat orangtuanya kesal bahkan tak jarang sampai stres.
Rein tersenyum tipis. Mungkin untuk kedepannya, ia harus belajar nyolot, julid yang ujung-ujungnya berakhir pertengkaran dengan Redis.
"C'mon Redis, ini hanya buah. Bisa bersikap wajar gak?"
Rein tersenyum memelas, lebih dari yang Redis lakukan, ia pun juga pakai puppy eyes. Biar peluang dikasihi lebih besar. Sayangnya Redis bukan spesies normal yang punya belas kasih.
Orang tersebut kejam.
Yang ada sekarang, 'dia' menunjukkan wajah julid. Jijik lihat tingkah Rein. Redis memang sesuatu.
Redis mengela napas berat. Sensasi 'on' masih terus terasa. Hanya bisa tarik napas lelah.