"Kami tidak bermaksud ikut campur ke urusan pribadi keluarga Anda Tuan. Hanya saja demi kebaikan pasien, bersikap baiklah pada nona Rein Sanjaya Syakila. Agar kandungan beliau baik. Sejauh ini daya tahan tubuh dan sistem imun nona Rein baik. Ia siap hamil walau itu adalah kandungan pertama untuknya."
Redis sudah gila sebab kalimat tersebut berputar sperti kaset rusak di otaknya. Mungkinkah ia harus ke psikiater?
"Cukup."
Redis menghela napas lelah. Ia tak ingin berpikir soal itu terus-menerus. Pusing. Sekarang Redis ingin menemui Rein. Dokter bilang ia boleh lakukan itu asal jumlah penjenguk tidak banyak.
Baru pertama datang Redis sudah disambut jeweren sang ibu. Saking 'gilanya' orang tersebut, Redis sampai tak terlalu heboh. Tak banyak mengaduh kesakitan saat telinganya di jewer. Biasanya, dijewer dikit, pasti respon sudah bak orang kebakaran jenggot.
"Apa kata Dokter?"
"Rein baik-baik saja. Aku hanya perlu suruh dia istrirahat cukup. Serta, bersikap romatis."