Vila keluarga orang tua Xie dan keluarga Mo berada di lingkungan yang sama, dan kedua vila itu lokasinya tidak terlalu jauh. Dulu, Mo Yangyang paling senang berdiri di belakang tirai dengan tenang dan menyaksikan Xie Fengmian lewat di depan vila.
Tapi sekarang, Xie Fengmian melihat sisi yang paling memalukan pada diri Mo Yangyang. Kini Mo Yangyang tiba-tiba merasa bahwa cahaya terakhir di hatinya terkikis oleh kegelapan.
Xie Fengmian menatap Mo Yangyang dengan acuh tak acuh, ia seperti melihat orang asing. Kemudian ia dengan kesal berkata, "Minggir, jangan menghalangi jalan."
Tatapan mata Xie Fengmian membuat tenggorokan Mo Yangyang tercekat, seolah ada batu yang keras terdiam di sana. Setiap kali ia mencoba menelan ludah rasanya begitu menyakitkan.
Mo Yangyang pun berbalik, lalu berjalan sambil menyeret kakinya yang berdarah dan langkah demi langkah.
Bagi Xie Fengmian, kejadian yang ia lihat di depannya ini hanyalah lelucon belaka dan tidak ada hubungannya dengan dirinya.
Setelah itu Xie Fengmian berjalan pergi, rasa sakit di wajah Mo Shixuan pun langsung sedikit menghilang. Kemudian ia mengangkat tangannya untuk menghapus air mata yang mengalir di pipinya, lalu ia menatap orang-orang di sebelahnya.
Dengan segera semua orang menyadarinya dan bergegas mengejar Mo Yangyang.
"Jalang, sudah memukul orang jangan pikir kamu bisa pergi dengan mudah..."
Beberapa orang meraih Mo Yangyang lagi dan bersiap untuk memukulnya. Tapi tiba-tiba mereka mendengar dentuman keras sampai membuat orang-orang terkejut dan berbalik untuk melihat asal suara tersebut.
Mereka melihat sebuah mobil Bentley hitam yang elegan menabrak Porsche merah yang berhenti di sisi jalan. Pintu mobil Porsche yang tertabrak itu seketika langsung penyok.
Mobil Porsche yang berwarna merah itu adalah milik Mo Shixuan. Keluarga Mo membelikannya mobil baru, dan bahkan saat ini mobil itu masih belum dipasang plat nomor.
Mo Shixuan sangat terkejut, matanya melotot sampai hampir keluar saat ia melihat mobil barunya tertabrak.
"Apa kamu sudah gila? Apa kamu tahu mobil siapa yang sudah kamu tabrak?" Teriak Mo Shixuan dengan marah.
"Itu mobil kalian?" Kaca pengemudi Bentley itu pun perlahan terbuka. Saat itu juga suara yang jernih dan sejuk serta menyenangkan itu mulai terdengar.
Meskipun hanya mendengar suaranya saja, dan tidak melihat orangnya secara langsung, namun suaranya itu sangat memabukkan. Suara itu terdengar hingga ke telinga Mo Yangyang, ia pun merasakan firasat yang buruk. Untuk sesaat, rasa sakit, rasa bersalah dan juga akan mati pun lupa begitu saja. Ia hampir saja menggigil dan hanya ketakutan yang tersisa.
Gawat, apalagi ini… Batin Mo Shixuan, kemudian ia menatap orang yang ada di balik jendela mobil, mulutnya terbuka dan ia berkata dengan tergagap, "Xi… Xie... Xie... Tuan Muda Kelima..."
Ketika semua orang mendengar ucapan Mo Shixuan, seketika mereka pun langsung terdiam karena ketakutan. Semua orang di Kota Xia pun tahu, bahwa orang yang dipanggil Tuan Muda Kelima di keluarga Xie hanya ada satu orang. Tuan Muda Kelima di keluarga Xie itu adalah Xie Xize.
Xie Xize adalah paman kecil dari Xie Fengmian. Ia adalah pria yang konon katanya selalu diincar oleh semua wanita di Kota Xia. Tatapan mata Xie Xize yang tampak dingin itu menyapu kerumunan, lalu menatap wajah Mo Shixuan dan berkata perlahan, "Mobil ini..."
Mo Shixuan segera berkata, "Tidak masalah, tak apa-apa. Aku tahu Anda tidak sengaja, aku..."
Sudut bibir Xie Xize sedikit terangkat, namun tidak terlihat oleh orang lain, "Maaf, aku memang sengaja."
"Ha?"
Tatapan mata Xie Xize tampak redup, "Mobil ini sudah menghalangi jalan, dan mengganggu penglihatanku."
Entah kenapa Mo Shixuan merasakan suhu turun beberapa derajat, dengan tergagap ia berkata, "Ka… Kami yang ti… tidak tahu diri sudah menghalangi jalan Anda..."
Tiba-tiba, Xie Xize berkata, "Naiklah."
Mo Shixuan terkejut terlebih dahulu. Ia tampak begitu bersemangat sekaligus gemetar. Kemudian ia mencoba menyembunyikan kebahagiaan di dalam hatinya. Ia menatap teman-teman sekelasnya dengan tersipu sambil melihat ke kiri dan ke kanan. Mereka semua terkejut, terlihat iri dan juga merasa sangat puas dengan kesombongannya.
Mo Shixuan perlahan mengangkat kepalanya seperti burung merak yang bangga, kemudian berjalan dengan kecepatan yang menurutnya elegan dan santai. Tidak lama kemudian ia pun sampai di depan mobil Xie Xize.
"Tuan Muda Kelima, maaf jadi merepotkan Anda." Kata Mo Shixuan dengan nada manja.
Kemudian, Mo Shixuan dengan wajah merah mengulurkan tangan untuk menarik pintu depan sebelah kemudi. Ketika ia baru saja memegangnya, tiba-tiba ia mendengar ucapan seperti baskom berisi air dingin yang ditumpahkan ke wajahnya.
Mo Shixuan mendengar ucapan Xie Xize yang berkata perlahan, "Mo Yangyang, yang terluka itu kakimu, bukan telingamu."