Jam satu siang, suasana mulai panas di ruang introgasi seiring suhu udara kota Jakarta yang turut meningkat ekstrem. Tristan sudah berada di ruangan setengah jam lalu bersama Isyana dan Andreas, melakukan briefing seadanya meski tetap terarah. Maklum, ketiga orang itu sempat terpencar pencar tanpa komunikasi.
Andreas berkali kali menguap, matanya jelas kelelahan karena kurang tidur dan perjalanan jauh. Belum lagi Ia tak sempat memulihkan diri dari mabuknya malam itu, langsung berangkat usai membaik sedikit. Sejak tadi Tristan kasihan padanya, mendengar cerita panjang lebar dari Jevan soal kedukaannya akan Leindra.
"Dre, Lo gak fokus. Istirahat aja sana," ujar Isyana perhatian, menepuk nepuk bahu sahabatnya itu.
"Gak apa apa, tanggung," jawabnya.
Tristan geleng geleng kepala, "Lain kali kerja tuh ngukur Dre. Kalau Lo sakit, Gue juga yang repot. Jangan abisin jatah sehat Lo, masih muda, masih jauh lebih kuat daripada Gue dan Isyana," nasihatnya sedikit pada sang junior.