Kebisingan terdengar akibat langkah kaki cepat setengah berlari empat orang dari kafetaria menuju basement. Memang tidak terlalu jauh, dan tanpa dugaan keempat polisi yang tengah makan itu harus menyambut calon tersangka baru tanpa harus susah payah menyusul ke TKP. Yudha dan Fadel sudah bekerja dengan baik selama tiga hari empat malam.
Seorang pria berpakaian rumahan diborgol tangannya, diapit kanan kiri oleh Yudha dan Fadel. Agak kasar pria itu digiring ke dalam. Tristan mengamati tampilan pria berambut agak gondrong dan gempal itu. Benar, ini Jerome, batinnya.
"Dibawa kemana Kapten?" tanya Yudha.
"Langsung saja. Ruang introgasi," jawab Tristan. Matanya tak lepas dari Jerome yang menunduk dengan tatapan datar. Entah karena takut, atau sekedar tidak ingin berhadapan dengan Tristan disana.
"Mana Jerome!" Isyana berlarian dari dalam. Sepertinya Ia telat mendengar kabar. Sampai disana, Ia mengangguk puas, "Baik. Silakan ke ruang introgasi."
