Di rumah terlihat wajah Emilio yang tidak baik-baik saja. Dia sedang dalam amarah yang meledak-ledak karena karyawannya.
"Kamu kenapa seperti ini? "Tanya Aza menatap kedua manik mata Emilio yang terlihat merah membara seperti terbakar sebuah api Emosi. "Aku tahu kamu sedang ada masalah di kantor. Coba kamu ceritakan saja. Siapa tahu aku memiliki Jalan tengahnya. " dia mulai memandang wajah Emilio yang terlihat tampak gelisah. Lalu dia memegang wajah Emilio dengan jemari tangannya. "Kamu bisa bercerita dengan aku karena kita ditakdirkan menjadi sepasang kekasih yang saling mendengar tanpa harus diminta sama sekali. Masalahmu adalah masalahku juga. Bagiku kamu adalah sesuatu yang berharga dan takkan pernah bisa untuk aku biarkan dikit saja. "