Matahari mulai terbit namun semuanya tetap gelap bagi Nataline. Dia tidak bisa melihat bayi laki-lakinya telah meninggal dunia. Dia merasakan merindukan Setengah Mati suaminya.
" Bagaimana jika kamu tahu bahwa bayi laki-laki kita sudah meninggal dunia? " kata Nataline sambil berurai air mata yang membasahi kedua pipinya. Dia tidak menyangka jika harus kehilangan bayi laki-lakinya yang selama ini dia sayangi. Dia tidak bisa menahannya sampai rasa itu benar-benar pulih. Dia berharap jika semua itu hanyalah mimpi yang tidak pernah terjadi.
Nataline merasa dadanya begitu sangat sesak sekali ketika menerima sebuah kenyataan bahwa semuanya bukanlah mimpi namun kebenaran yang terjadi. Dia harus kehilangan bayi laki-lakinya karena ulah dari pelaku itu. Dia bahkan tidak ada henti-hentinya untuk menahan rasa pedih di dadanya.