***
"Karena nggak mau salah paham .. jangan lewatiin batasan yang udah susah payah gue jaga selama ini .. ekff .." ucap Arin yang bersamaan dengan sisak tangis yang menjadi, semakain deras seperti hujan yang turun.
Brian terdiam kaku melihat air mata Arin.
PLETARR !!!
Mendengar suara petir yang terdengar sangat seperti sebuah amarah yang tak tertahankan lagi. Hujan deras dengan angin yang bertiup membuat udara semakin dingin hingga menusuk tulang dan mulai membekukan peredaran darah.
Untuk pertama kalinya Brian melihat wajah Arin yang penuh dengan air mata, bibirnya gemetaran menahan tangis yang menderai seperti air terjun. Kedua tanganya menjadi lemas, apa yang sudah ia lakukan hingga membuat Arin begitu rapuh.