***
Arin masih terdiam karena tidak tahu harus berkata apa. Bagimana ia harus menerima ucapan Brian yang sangat ambigu dan membuatnya binggung sekaligus terkejut, seakan Lobus temporal pada otaknya tidak berfungsi dengan baik. Tapi jika melihat tatapan Brian yang seakan mengatakan bahwa yang ia ucapkan itu tidak berbohong, bahkan Brian tidak mengedipkan matanya dan sangat focus menatapnya.
Brian mengalihkan pandangannya sambil bersandar pada punggung bangku setelah menghela nafas panjang. Sedikit mengangkat kepalanya agar bisa melihat bulan yang sentak membuatnya tersenyum. Begitu juga dengan Arin yang mengalihkan pandangannya kearah lain.
" Ucapan lu benar, bulannya indah hari ini " ucap Brian sambil perlahan merundukan kepalanya dengan tatapan kosong.
" Kenapa lu bicara kaya gitu, apa keadaannya makin memburuk ?" tanya Arin sambil menatap khawatir kearah Brian.