***
Waktu sudah berlalu 30 puluh menit, Arin masih terhayut dalam tangisannya. Suara tangisannya memang sudah berkurang, tapi nafasnya masih terengah-engah sisa-saia dari isak tangisnya.
Brian baru saja kembali dari dalam setelah mengambl tisu dan sebotol air putih menghampiri Arin yang tampak kesulitan bernafas. Brian mulai mengelurkan beberapa lembar tisu lalu diberikan pada Arin yang sibuk menutupi setengah wajahnya dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan tangannya untuk mengambil tisu dari Brian.
" Pretttssss prettsss ..." dengan sekuat tenaga mengelurkan lendir dihidung yang menyumbat pernafasannya. Akhirnya Arin bisa bernafas segara saat semua sudah ia keluarkan. Arin langsung tersadar saat ia kembali menunjukan sisi jorok dihadapan Brian yang tampak tersenyum kecil melihat tingkah lucu Arin.
Sambil membuka penutup botol air " gimana ? udah baikkan ?" tanya Brian kemudian memberikkannya pada Arin.
