Dinda langsung saja beranjak dari tidurnya. Dia langsung mengelap air matanya itu. Kemudian dia pun juga langsung bercermin dan merapihkan rambut serta pakaiannya terlebih dahulu yang sudah sedikit acak-acakan.
Setelah merapihkan semuanya, pada saat itu barulah Dinda keluar dari dalam kamar dan langsung tersenyum ke arah Mamih.
"Mamih, masuk aja, Mih," ucap Dinda yang tersenyum ke arah Mamih meskipun senyum itu terlihat begitu dipaksakan.
"Kirain Mamih kamu tidur, Nak," ujar Mamih.
"Nggak kok, Mih. Aku gak ngantuk," ucap Dinda.
"Ya udah kalau gitu kamu makan dulu saja ya. Biar Mamih yang suapin kamu. Kamu mau, kan?" tanya Mamih.
'Hm ... dulu sih aku selalu senang jika Mamih memberikan perhatian lebih padaku seperti ini. Tapi setelah aku tahu sifat Mamih yang sebenarnya, aku jadi merasa biasa saja. Aku hilang respect padanya. Dia itu adalah orang yang membuat Rico dan juga Cinta menikah. Aku sangat benci sekali akan hal itu. Aku begitu benci'. Batin Dinda.