Axel tahu kalau gadis dia sukai bukanlah gadis baik seperti sang Kakak, bahkan gadis di sampingnya— Amara. Dia lebih daripada tau kalau Caitlin itu menyebalkan dan suka mencari masalah dengan orang lain. Tapi bukan itu inti permasalahannya.
Axel terlanjur memiliki rasa pada gadis itu, bukan hanya perasaan suka pada umumnya namun lebih daripada itu, Axel… Caitlin pernah menyelamatkannya di masa lalu, dan itu semakin membuat Axel susah untuk menutup perasaanya.
"Axel kita mau kemana?"
Axel tergelak. Dia baru sadar kalau di mobil ini dia tidak sendiri, sampai beberapa menit lalu, dia mulai melupakan keberadaan Amara.
"Dimana rumah lo, gue anter lo pulang?" kartabya dingin, Axel itu benar-benar duplikat Jen, tipe lelaki dingin yang sekali buka mulut super irit dan menyakitkan.