Persiapan sudah selesai. Setelah grup yang bertugas membeli bahan pangan sudah datang, mereka segera mempersiapkan semuanya. Namun hubungan Jen dan Agni masih belum mencapai titik baik.
Perempuan itu, sukses mengabaikan Jen. Dan hal itu jelas disadari oleh semua orang, termasuk Axel yang asyik bercengkrama dengan rekan basketnya.
"Jadi dimana yang mau dikenalin ke Kakak?" tanya Agni blak-blakan. Dia bahkan tidak peduli suaranya didengar oleh orang lain.
"Kak!"
"Apa?"
Axel menggeram kesal. Beruntung Agni, karena Axel tidak bisa marah padanya.
"Dia datang terlambat Kak. Ketua cheerleader itu punya banyak urusan." celetuk, Ferdi— salah satu teman Axel yang Agni kenal.
Agni hanya manggut-manggut, dan tersenyum geli. Jadi benar, Axel mau nengenalkannya pada seorang gadis.
"Wah, senior Jen terlihat semakin tampan saja."