Rey?
Hara masih berusaha menguasai dirinya sendiri, dia mungkin masih bermimpi, tapi sial, tubuh di depannya terlalu nyata hanya untuk sebuah ilusi. Tapi Rey? Kenapa?
"Lo terkejut?" Rey terkekeh, memandang Hara dengan sebuah ekspresi yang tidak bisa Hara tebak. Apakah lelaki itu terengah bahagia, tertekan, atau apa? Dia mungkin tersenyum ke arahnya tapi, Hara bisa melihat adalah hal yang jauh dari pada itu.
"Apa yang lo lakuin Rey? Kenapa lo—"
Hara tak bisa melanjutkan kata-katanya. Dia sudah kehilangan kosa kata untuk sosok di depannya.
"Kenapa gue ngelakuin ini? Kenapa gue culik lo? Lo mau tau soal itu?"
Hara mengangguk, namun Rey malah tertawa keras. Lelaki itu menyentuh rahang Hara dengan tangan kosong. Memberikan gelenyar aneh pada tubuh Hara, dia menegang dan sangat ingin Rey menarik tangannya.
"Sahabat lo sudah berani menyentuh milik gue, menurut lo apa yang harus gue lakukan? Gue akan menghukum dia yang berani macam-macam!" desis Rey tepat di telinga Hara.