Hara masih mencoba menenangkan Mamanya yang sekarang masih diam dalam pelukan. Hatinya terasa sakit mendengar tangis pilu ibunya. Hara sesekali melihat ke arah brankar dimana ayahnya terbaring tak sadarkan diri, dan hal itu menambah rasa sakitnya setengah mati. Dia bersumpah akan membalas seseorang yang dikatakan ibunya bertanggung jawab atas kondisi sang ayah.
"Kamu Alka benar?"
Alka yang sedari tadi hanya duduk diam di pinggiran sofa mengangguk kaku dan canggung. Dia tidak menyangka Ajeng mengetahui namanya.
"Hara banyak cerita soal kamu," seakan bisa membaca pikiran Alka, Ajeng melanjutkan. Perempuan yang Hara sayangi itu menyeka air matanya dan duduk lebih tegak, menatap Alka lekat, seolah tengah ingin meminta sesuatu. Maka Alka melakukan hak yang sama. Dia balik menatap Ajeng dengan tatapan lurus, lembut, seolah memberitahu kalau semuanya akan baik-baik saja. Dan Ajeng bisa percaya akannya.