Hara mengepalkan tangannya sampai buku jarinya memutih. Dia jadi teringat ucapan Agni siang tadi ketika mereka berdebat, berujung perkelahian.
Agni terus mengingatkan Hara agar dia tidak lantas lupa diri hanya karena sepercik kebaikan yang dicurahkan oleh orang tua mereka. Sayangnya saat itu Hara keras kepala. Dia sudah terlanjur larut atas ilusi yang diciptakan oleh Tommy, mungkin juga Ajeng. Sampai Hara lupa watak Ayahnya— manusia ambisius yang tidak segan melakukan cara kotor hanya untuk mencapai tujuannya.
Setelah ini, Hara akan mengingatkan sang Kakak agar tidak termakan perminta maafan Tommy. Bisa jadi Kakaknya hanya akan dibuat kecewa sama sepertinya.
"Kamu belum menjawab pertanyaan Papa, kamu tidak akan membatalkan pertunangan ini bukan?" tanya Tommy tanpa mau tahu kondisi anaknya yang sudah terguncang.