Hara sudah selesai bicara dengan Bara di telepon. Dan ketika dia kembali ke ruang makan yang tersisa hanya Axel seorang diri. Anehnya tatapan anak itu tampak kosong, tidak kelihatan bercahaya seperti tadi.
"Dimana Agni?" tanyanya memecah kebisuan. Karena sejak dia mengambil duduk di sebelah anak itu pun, Axel masih tetap diam.
"Kak, menurut gue lo balik aja sekarang!" bukannya menjawab pertanyaannya, Axel justru melontarkan pernyataan yang membuat dahi Hara kian mengkerut dalam.
"Gue emang mau balik." balas Hara tenang, "Tapi gue perlu pamitan sama Agni dan Bonyok lo." sambungnya.
Axel menghela napasnya panjang. "Gak usah pamit. Biar nanti gue yang sampein ke mereka." tukas Axel lagi, masih dingin seperti sebelumnya.
Melihat adik Agni bersikap begitu aneh, Hara tahu ada sesuatu yang tak beres telah terjadi. Meski begitu dia sama sekali tidak bisa menebak apa yang gerangan membuat Axel berubah menjadi seperti ini dalam kurun waktu singkat.