Agni merasa dadanya mendidih. Rasanya dia ingin menangis keras, tapi entah kenapa air matanya tidak bisa keluar sekeras apapun ia berkeinginan untuk menangis.
Setelah pertanyaan Agni kepada bundanya, tentang bagaimana kalau dia menolak perihal perjodohan itu, bunda Agni murka— kelembutan yang beliau perlihatkan awalnya sirna. Berubah menjadi omelan yang tidak berkesudahan. Sang bunda bersikeras kalau Agni harus menerima perjodohan itu, apapun alasannya.
Terkadang Agni berpikir bahwa lebih baik dia tidak dilahirkan ke dunia ini, Agni lelah ketika dia hidup tapi seperti terkurung dalam jeruji. Orang yang harusnya menjadi support system, justru menjadi sumber depresi yang Agni alami.