(Part Sebelumnya)
"Sebenarnya, gue sama Hara itu di jodohin sama orang tua kita." Agni merasa ikut hancur bersama dengan berita buruk yang keluar dari mulutnya.
Apakah memang takdir harus sekejam ini pada mereka?
****
"Ka--mu apa?" Alka bertanya seolah tidak mengenali suaranya sendiri. Tetapi Agni sudah bisa memprediksi kalau reaksi yang diterimanya tidak mungkin semulus yang diharapkan.
"Al, gue harap lo tenang dulu okah?"
Tenang?
Bagaimana bisa Alka bersikal tenang kalau Agni baru saja melemparkan bom padanya. Badan Alka bergetar, tidak mengerti juga tidk ingin peecaya—meski hati kecilnya berharap semuanya hanyalah gurauan receh dan bukan kenyataan yang membuatnya patah.