"Di...dijodohin? Lo pasti udah gila,"
Agni masih tidak ingin mempercayai apa yang dia dengar dari Hara. Memang ini jaman apa? Kenapa dia harus dijodohkan dengan laki-laki. Kalau semua itu benar, berarti orang tua Agni benar-benar keterlaluan.
"Gue juga udah ngerasa gila dipertemuan tadi,"
"Tung--tunggu, kalau emang bener. Kenapa gue gak diajak diskusi?" Agni masih mencari celah untuk mengeleka dari semua kekonyolan ini.
Hara tahu kalau Agni sama dengannya yang tak bisa mengerti dengan jalan pikiran orang dewasa, maka dia mencoba mengerti perasaan gadis itu.
"Ag..." Hara mencoba meraih Agni yang terus mondar-mandir di hadapannya.
"Calm down okay?"bisik Hara pelan. Berharap Agni mengerti, karena melihata Agni yang terlihat frustasi di depannya, membuat Hara juga ikut gelisah.
"Elo suruh gue buat tenang?" Agni tidak lagi menutupi kegugupannya. Nada bicaranya bahkan sudah baik satu oktaf.
"Kenapa mereka bisa punya ide segila ini?"Agni terus mengacak-ngacak rambutnya frustasi.
