Secepat kilat menyambar cabang pohon, pedang di tangan kanan Darien mengayun, seirama dengan momentum ketika kaki kanannya maju untuk melebarkan kuda-kudanya. Besi itu bergemerencing memekakkan, menciptakan percik-percik kembang api yang makin terang. Sore telah berubah menjadi malam yang menegangkan. Dan ternyata, Arion tak ingin kalah dalam pertahanan. Dia dapat menangkis serangan Darien, meskipun tatapannya mengakui bahwa kekuatan lelaki yang dia sumpah serapahi sebagai manusia rendahan itu sungguh kuat. Manusia rendahan itu punya tekad yang sangat kuat. Dan itu bisa Arion saksikan dari kedua bola mata biru Darien yang seolah-olah menyala-nyala bak api di sumbu sebatang lilin.
"Aku sudah salah menilaimu. Ternyata kau … memang … manusia rendahan yang sangat kuat. Kurasa, sekarang aku bisa mengeluarkan kemampuanku secara penuh," aku Arion yang kemudian membuat Darien mengangkat sebelah sudut bibirnya.
