Tidak lama kemudian ada seseorang juga yang datang ke ruang Keisya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
"Kak Rian?"
"Loh, kak Rian ada di sini?" tanya Keisya.
"Iya. Maaf ya gua baru bisa jenggukin lu sekarang. Kemarin gua ada urusan lain soalnya."
"Iya kak. Ga apa-apa."
"Ini ada buah-buahan buat lu. Di makan ya. Lu kan masih butuh makanan sehat."
"Iya. Makasih banyak kak."
"Sama-sama."
Keisya terus memperhatikan Aqilla dan Rian. Mereka berdua hanya saling berdiam-diaman saja tanpa mengucapkan satu kata saja yang keluar dari mulut mereka berdua.
"Qill."
"Iya? Kenapa?"
"Lu lagi marahan ya sama kak Rian?"
"Engga. Biasa aja."
"Bohong. Lu lagi marahan sama Qilla ya kak?"
"Engga. Gua sama Qilla ga marahan. Nih buktinya gua mau makan siang bareng sama dia. Ga apa-apa kan kalo gua sama Qilla tinggalin lu dulu sebentar?"
"Iya, ga apa-apa. Lu makan aja sana gih sama Qilla, kak."
"Oke. Gua makan dulu ya. Gua makan dulu Dik. Tante, permisi."
"Iya, iya marih."
